Cukup banyak yang bertanya kepada saya, “Ketika seorang muslim berjalan-jalan, bagaimana cara dia menjalankan ibadahnya?” Bertepatan dengan bulan Ramadan ini, saya ingin membagi pengalaman sahabat saya, Yasmin, yang tak pernah kerepotan atau meninggalkan ibadahnya ke mana pun bepergian.
Jika Anda seorang muslim dan senang berjalan-jalan, simak kiat Yasmin berikut ini agar ibadah tetap lancar:
Jika Anda seorang muslim dan senang berjalan-jalan, simak kiat Yasmin berikut ini agar ibadah tetap lancar:
Menentukan arah kiblat
Bila Anda berjalan-jalan di dalam negeri, hampir pasti menentukan arah kiblat sangat mudah. Umumnya kamar hotel dilengkapi dengan petunjuk arah kiblat. Jika tidak, Anda bisa bertanya pada resepsionis atau mencari arah barat. Nah, bagaimana di luar negeri?
Pertama-tama, pastikan dulu posisi kota destinasi Anda ada di sebelah mana Mekkah. Jika searah dengan Indonesia, ya tinggal cari arah barat. Kalau Anda tidak punya kompas dan tidak ada yang ditanya, manfaatkan peta di brosur atau buku pedoman perjalanan. Anda bisa memperkirakan arah berdasarkan peta tersebut. Atau bisa juga mendownload aplikasi khusus kiblat di ponsel Anda.
Wudu
Saat Anda sedang melakukan perjalanan panjang di kendaraan dan sulit menemukan air, tak perlu repot. Tayamum adalah jawabannya. Maka, sebelum berangkat bekali diri Anda dengan pengetahuan yang cukup mengenai hukum dan tata caranya.
Salat
Bagi musafir, salat bisa digabung. Dengan demikian, waktu salat pun menjadi lebih panjang dan mudah diatur. Bagaimana bila Anda perempuan, berada dalam perjalanan panjang di kendaraan umum dan merasa repot mengenakan mukena?
Yang diwajibkan ketika salat adalah menutup aurat, bukan memakai mukena (yang hanya salah satu pakaian penutup aurat). Jadi jangan merasa repot. Sekali lagi, bekali diri dengan pengetahuan yang cukup.
Puasa
Memang benar bahwa orang yang sedang dalam perjalanan diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Tetapi jika Anda mampu berpuasa, mengapa tidak? Jadwal imsak dan salat bisa didapatkan di Internet.
Makanan halal
Mencari makanan halal di negara yang muslimnya minoritas memang agak sulit. Sayangnya hanya sebagian restoran yang memiliki sertifikat halal yang dikeluarkan oleh institusi pemerintah setempat, seperti di Singapura dan Malaysia. Paling mudah, Anda bisa makan di kawasan muslim atau hindari makanan yang mengandung daging.
Kalau Anda juga tidak yakin dengan daging ayam karena tata cara penyembelihan yang tidak jelas, Anda bisa memilih ikan atau seafood supaya aman (atau bahkan menjadi vegetarian selama perjalanan). Jika Anda tetap ingin makan daging merah, akan lebih mudah jika Anda menghafalkan bahasa lokal untuk “babi” supaya tidak terjadi kebingungan.
Aturan setempat
Bagi kita di Indonesia, perbedaan aliran tidak terlalu jadi masalah kecuali yang benar-benar menyimpang. Namun di beberapa negara, perang bisa terjadi disebabkan oleh perbedaan aliran dan tata cara beribadah. Jika Anda tidak yakin bahwa apa yang biasa dijalankan di Indonesia tidak bertentangan dengan kebiasaan lokal, ada baiknya Anda salat di kamar tempat Anda menginap daripada di masjid setempat.
Di beberapa tempat, masjid hanya diperuntukkan bagi kaum pria (salah satunya adalah masjid tua di Xian, Cina). Jadi periksa dulu sebelum Anda beribadah di suatu tempat, siapa tahu aturannya beda dengan di Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar